Jumat, 28 Januari 2011

Sikap Profesional


Seseorang dikatakan profesional jika ia memiliki keahlian dan sungguh-sungguh dalam menyelesaikan pekerjaannya. Makin baik dan sempurna hasil pekerjaan yang dilakukannya, kita akan sepakat mengatakan itulah profesional sejati. Di samping itu, ciri dari seorang profesional adalah adanya etos kerja yang tinggi dan selalu bersemangat dalam bekerja. Etos kerja inilah yang membuat seseorang mampu bekerja dengan baik dan optimal.
Sebelum Rasulullah wafat, Beliau telah mengangkat Usamah bin Zaid yang ketika itu berusia 17 tahun untuk memimpin pasukan Muslim menghadapi kaum kafir. Padahal di belakang Usamah berdiri sahabat-sahabat utama Rasulullah yang sudah matang melintang menemaninya berjuang menegakkan agama Islam. Tapi amanat panglima perang Rasulullah berikan kepada seorang pemuda pemberani, Usamah.
Ketika Rasulullah wafat dan Abu Bakar didaulat menjadi khalifah. Dalam suasana seperti itu Umar r.a mengajukan usul (dalam terjemahan bebas) “Ya Khalifatul Rasulullah, Usamah ini masih terlalu muda untuk memimpin pasukan perang, dia belum banyak berpengalaman membawahi pasukan sebanyak ini. Bagaimana kalau kita ganti saja Usamah?” ujar Umar r.a. “Kuburan Rasullullah masih basah, apakah engkau sudah berani mencabut ketetapannya?” jawab Abu Bakar berang. Umar pun segera beristighfar, memohon ampunan kepada Allah swt.
Ketika pasukan mau berangkat menuju medan perang, Abu Bakar maju ke depan barisan menghampiri Usamah yang sudah siap berangkat. “Wahai Usamah, bolehkah aku meminta fulan, fulan tidak ikut berperang bersama engkau. Saya membutuhkannya untuk membantu mengurusi umat di sini,” pinta Abu Bakar. “Jangan meminta Khalifatul Rasulullah, Engkau punya hak untuk memerintahkan orang-orang tersebut untuk tinggal bersamamu di sini,” jawab Usamah penuh hormat.
Penggalan sirah nabawiah di atas sengaja disajikan untuk melihat hikmah yang terkandung di dalamnya yang menunjukkan bahwa betapa sahabat Rasul yang utama memiliki jiwa profesionalitas yang tinggi, mengesampingkan senioritas yang sudah terbentuk sebelumnya. Profesional didefinisikan sebagai kemampuan menangani amanah, pekerjaan yang dibebankan kepada sesesorang dengan berlatar belakang ilmu dan kapasitas yang dimilikinya. Tanpa melihat usia atau lama dia bekerja pada sebuah perusahaan.
Kenapa sikap profesionalitas ini penting? Karena dunia akan terus berkembang dengan tantangan-tantangan yang lebih kompleks. Tanpa dibarengi dengan peningkatan manusianya kita akan ketinggalan dari orang lain. Siapa yang mengesampingkan profesionalitas akan tersisih dari berbagai persaingan kerja di masa depan.
Dalam khasanah Islam, profesional adalah satu sikap yang bisa dikaitkan dengan padanan kata ihsan. Setiap manusia, seperti diungkapkan Al-Qur'an, diperintahkan untuk berbuat ihsan agar dicintai Allah. Kata ihsan sendiri merupakan salah satu pilar di samping kata Iman dan Islam. Dalam pengertian yang sederhana, ihsan berarti kita beribadah kepada Allah seolah-olah Ia melihat kita. Jika kita tidak bisa melihat-Nya, yakinlah pada kenyataannya Allah menyaksikan setiap perbuatan dan desir kalbu kita. Ihsan adalah perbuatan baik dalam pengertian sebaik mungkin atau secara optimal. Ihsan berarti optimalisasi hasil kerja dengan jalan melakukan pekerjaan itu sebaik mungkin, bahkan sesempurna mungkin. Allah sendiri mewajibkan ihsan atas segala sesuatu seperti tercermin dalam Al-Qur'an. Yang membuat baik, sebaik-baiknya segala sesuatu yang diciptakan-Nya. (Q.S. 32: 7 )
Dari riwayat di atas dan uraian Al-Qur'an jelaslah bahwa setiap muslim harus menjadi seorang pekerja yang profesional. Jika hal itu mampu diwujudkan, berarti ia melaksanakan salah satu perintah Allah untuk berbuat ihsan dan juga mensyukuri karunia Allah berupa kekuatan akal dan fisiknya yang diberikan sebagai bekal dalam bekerja. Mengabaikan potensi akal dan fisik tersebut atau “tidak menajamkannya” bisa diartikan tidak mensyukuri nikmat dan karunia Illahi Rabbi. 
Seruan akan etos kerja dalam Islam sebenarnya sudah banyak diungkapkan berbagai ayat Al-Qur’an atau diuraikan hadits. Kini saatnya menyadari makna al-ihsan itu sehingga dari kesadaran yang berdasarkan pengetahuan itu akan lahir sebuah budaya yang melihat pekerjaan sebagai manifestasi pengabdian kepada Allah swt. 
“Tidaklah seorang di antara kamu makan suatu makanan lebih baik daripada memakan dari hasil keringatnya sendiri”. (H.R. Baihaqi)
Seseorang dikatakan profesional jika ia memiliki keahlian dan sungguh-sungguh dalam menyelesaikan pekerjaannya. Makin baik dan sempurna hasil pekerjaan yang dilakukannya, kita akan sepakat mengatakan itulah profesional sejati. Di samping itu, ciri dari seorang profesional adalah adanya etos kerja yang tinggi dan selalu bersemangat dalam bekerja. Etos kerja inilah yang membuat seseorang mampu bekerja dengan baik dan optimal.
Dalam Islam, etos kerja (himmatul 'amal) merupakan bagian yang amat penting dan mendasar. Di mana Islam mendorong setiap manusia untuk selalu bekerja keras serta bersungguh-sungguh mencurahkan tenaga dan kemampuannya dalam bekerja. Coba perhatikan hadits berikut ini.
“Sesungguhnya Allah Ta'ala senang melihat hamba-Nya bersusah payah (kelelahan) dalam mencari rezeki yang halal.” (HR. Ad-Dailami)
Begitu besarnya penghargaan Islam terhadap kesungguhan bekerja, hingga Islam (Allah swt.) menempatkannya dalam kategori ibadah. Artinya, aktivitas kerja dalam pandangan Allah (Islam) merupakan bagian dari ibadah yang akan mendapatkan bukan saja keuntungan material, tetapi juga pahala dari sisi Allah swt. Bahkan dalam beberapa hadits dikatakan, bahwa bekerja dengan sungguh-sungguh dapat menghapuskan dosa yang tidak bisa dihapus oleh aktivitas ibadah ritual sekalipun.
“Barangsiapa pada malam hari merasakan kelelahan dari upaya keterampilan kedua tangannya pada siang harinya, maka pada malam itu ia diampuni.” (H.R. Ahmad)
“Sesungguhnya, di antara perbuatan dosa ada dosa yang tidak bisa terhapus (ditebus) oleh pahala shalat, sedekah (zakat), ataupun haji, namun hanya dapat ditebus dengan kesusahan dalam mencari nafkah penghidupan.” (H.R. Tabrani)
Tentu sebagai muslim kita tidak akan berpikir ini hanyalah basa-basi Allah kepada hamba-Nya agar semangat bekerja. Tetapi inilah kemurahan dan bentuk penghargaan serta perhatian-Nya atas kesungguhan manusia dalam menjalani kehidupan di dunia. (As) 

0 komentar:

Posting Komentar

 

Copyright 2008 All Rights Reserved | RENUNGAN ISLAMI Designed by Bloggers Template | CSS done by Link Building