Saudaraku…
Jika engkau tertimpa cobaan yang sangat sulit bagimu melepaskan diri darinya, maka tidak ada jalan keluar untukmu kecuali ‘DOA’ dan kembali kepada Allah setelah engkau mendahuluinya dengan taubat atas dosa-dosamu. Karena ketergelinciran (ke dalam dosa) mengakibatkan siksa, jika ketergelinciran tersebut telah hilang dengan taubat atas dosa-dosa maka hilang pula sebab turunnya siksa dan cobaan itu. Jika engkau sudah berdoa’ dan belum ada tanda-tanda doa’mu dikabulkan maka renungilah dirimu!
Mungkin taubatmu tidak benar, maka benahi dan benarkanlah taubatmu terlebih dahulu kemudian berdoa’lah lagi, dan (ingat) jangan sekali-kali bosan berdoa’. Boleh jadi, kemaslahatan terdapat dalam pengunduran pengabulan doa’mu, atau bahkan kemaslahatan terdapat di dalam ketidak pengabulan doa’mu, maka engkau tetap mendapatkan pahala dari doa’mu tersebut dan engkau diberi apa yang bermanfaat untukmu. Dan diantara manfaat tersebut adalah engkau tidak diberi apa yang engkau minta tetapi digantikan dengan yang lain.
Jika Iblis mendatangimu lalu mengatakan kepadamu; sudah berapa sering engaku berdoa’ tetapi engkau belum melihat hasil pengabulan doa’mu? Maka katakanlah “Aku bertaa’bbud (beribadah) dengan berdoa’, dan aku yakin bahwa doa’ku pasti dikabulkan”, hanya saja boleh jadi penta’khirannya mengandung beberapa maslahat, sehingga pengabulan doa’ itu akan datang pada saat yang tepat. Andaipun tidak dikabulkan, maka aku telah merealisasikan taa’bbud dan tadzallul. Maka janganlah engkau meminta sesuatu kepada-Nya melainkan engkau sertakan dengan permintaan pilihan (mohon kepada Allah dipilihkan yang terbaik). Berapa banyak permintaan berupa dunia jika dikabulkan justru mendatangkan kehancuran bagi pemintanya.
Jika engkau tahu, bahwa engkau diperintahkan untuk bermusyawarah dalam menghadapi dan menyelesaikan urusan-urusan duniamu, agar sahabatmu menjelaskan kepadamu beberapa pendapat dan masukannya yang mengalahkan pendapatmu, dan engkau memandang bahwa apa yang terjadi padamu tidak baik bagimu, lalu mengapa engkau tidak memohon kebaikan kepada Rabbmu? Padahal Dia Maha Mengetahui maslahat? Dan istikharah merupakan musyawarah terbaik (dengan Allah).
(Ibnul Jauziy, Shaidul Khaathir hal:256).
Sumber : http ://wimakassar.org
0 komentar:
Posting Komentar